Label

Kamis, 24 Oktober 2013

Rangkuman tugas

Unsur-Unsur Budaya

Budaya adalah cara hidup yang berkembang di suatu kelompok yang diturunkan dari generasi ke generasi.  Budaya cenderung terbentuk dari sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa.  Ada pula ahli-ahli berpendapat tentang budaya tersebut seperto halnya . Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Adapula Unsur-unsur budaya itu meliputi 7 unsur budaya diantaranya Unsur Peralatan dan Perlengkapan hidup, Unsur Mata Pencaharian/Sistem Ekonomi ,Unsur Sistem Kemasyarakatan, Unsur Bahasa Baik Lisan Maupun Tulisan , Unsur Seni, Unsur Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Unsur Agama dan kepercayaan .

Menurut Profesor G. Coedes Indonesia juga memiliki Unsur-Unsur kebudayaan sebelum mengenal tulisan seperti  memelihara ternak, pengetahuan pelayaran, teknik perundagiaan, sistem kekerabatan matrilineal, kepercayaan animisme,monoisme, dan pemujaan roh halus, organisasi pembagian kerja, teknik pembuatan barang dari tanah, kepercayaan pada penguasa gunung, pemakaman (dolmen,kubur batu), mitologi pertentangan dua unsur kosmos.

Peranan Keluarga dalam pembentukan karakter anak

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan pemikiran anak khususnya ayah dan ibu.

Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosiopsikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self actualization).

Keluarga keluarga merupakan arena dimana anak mulai mengenal procreasi dan creasi secara syah dan dibenarkan. Didalam suatu masyarakat, keluarga inti menjalankan fungsi yang sebenarnya dari masyarakat, sementara pada masyarakat lain, pola-pola kekerabatan memegang fungsi utama dalam membudayakan generasi muda. Dalam kasus lain, keluarga adalah sebagai perantara antara budaya lokal dan unit sosial, dimana nilai-nilai budaya mulai ditanamkan dari generasi tua ke generasi muda.
Peranan keluarga bukan saja berupa peranan-peranan yang bersifat intern antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu dengan anak ang lain. Keluarga juga merupakan medium untuk menghubungkan kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat, dengan kelompok-kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial seperti lembaga agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas.
Setelah anak memiliki pergaulan dan pengalaman-pengalaman yang luas didalam kehidupan masyarakatnya, sering pengaruh orang-orang dewasa disekitarnya lebih mempengaruhi dan membentuk prilakunya dibandingkan pengaruh dari keluarga. Dalam situasi semacam itu tidak jarang akan terjadi konflik didalam diri anak, pola prilaku manakah yang kemudian diadopsi untuk dijadikan pola panutan.

Akulturasi Budaya

Akulturasi kebudayaan merupakan perpaduan dua kebudayaan atau lebih akibat dari interaksi yang terjadi antara kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu, dengan kelompok masyarakat lain sehingga terjadi pola kebudayaan original, namu tidak terjadi kehilangan kebudayaan dari kedua budaya tersebut.

Proses terjadi
Akulturasi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan lain yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan lain tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Akulturasi memiliki efek positif dan negatifnya, efek positifnya diantaranya Terjadi perubahan kebudayaan kearah yang lebih maju, dimana budaya masyarakat dapat mengikuti perkembangan teknologi, Pembauran kebudayaan, terciptanya kebudayaan baru yang lebih maju, Modernisasi, dan Memperkaya keberagaman budaya. Efek negatifnya diantaranya Kegoncangan Budaya (culture shock), Penetrasi Budaya, Kesenjangan Budaya (culture lag, Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa, pergeseran budaya luhur masyarakat pribumi.

dari keterengan-keterangan diatas adapula contoh-contoh akulturasi di Indonesia dari berbagai aspek seperti 1.
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha, 2. Pakaian betawie yang digunakan pengantin pria dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita  adanya pengaruh kebudayaan Cina 3. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan gambang kromong.4. Tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya Tionghoa dengan Islam






Minggu, 20 Oktober 2013

Akulturasi Budaya

        Akulturasi Budaya


A. Pengertian

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri

Akulturasi kebudayaan merupakan perpaduan dua kebudayaan atau lebih akibat dari interaksi yang terjadi antara kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu, dengan kelompok masyarakat lain sehingga terjadi pola kebudayaan original, namu tidak terjadi kehilangan kebudayaan dari kedua budaya tersebut.


B.
 Proses Terjadinya Akulturasi
   
 Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan lain yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan lain tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan manusia telah terjadi dalam masa-masa yang silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan , pemerintahan, dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur kebudayaan saling bercampur dan menyusup. Selain itu proses migrasi juga dapat memberikan peran dalam mendukung terjadinya akulturasi. Beberpa masalah yang menyangkut proses akulturasi adalah sebagai berikut :
1.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima?
2.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima?
3.      Individu-individu manakah yang cepat menerima kebudayaan baru?
4.      Ketegangan-ketegangan apakah yang timnul akibat akulturasi?

Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka perlu kita kaji lebih jauh, agar kita dapat mengetahui lebih jelas mengenai hal itu dan dapat menemukan solusinya.

1.    Pada umumya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima pada masyarakat Indonesia, diantaranya :
v  Unsur kebudayaan material (benda), seperti alat dan peralatan hidup yang mudah dipakai dan dirasakan manfaatnya.
v  Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat media massa.
v  Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin pertanian yang cocok untuk masyarakat Indonesia yang agraris.

2.    Selain itu adapun unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat, biasanya mengenai hal-hal berikut :
v  Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup, dan sebagainya.
v  Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi, yaitu sosialisasi yang terjadi pada keluarga.

3.    Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua dianggap orang-orang kolot yang sulit menerima kebudayaan baru. Hal ini disebabkan karena norma-norma tradisiolnal pada orang tua sudah mendarah daging dan menjiwai (internalized). Sedangkan pada generasi muda unsur-unsur atau norma-norma tradisional belum mantap dalam jiwanya, sehingga lebih menerima unsur-unsur budaya baru yang mungkin dapat mengubah kehidupan mereka.

4.    Proses akulturasi dalam masyarakat tidak selalu berjalan lancar, seimbang dan memberikan manfaat yang positif. Disisi lain pasti selalu ada kelompok yang suksr sekali atau bahkan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan dalam golongan masyarakat tersebut dianggap sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat.

C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Proses Akulturasi

Faktor-faktor yang mendukung terjadinya akulturasi pada masuyarakat Indonesia, diantaranya sebagai berikut :
v Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
v Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya akulturasi pada masyarakat Indonesia, diantaranya sebagai berikut :


v Vested Interested, yaitu adanya kepentingan daerah yang bersifst khusus.
v Tingginya sifat kedaerahan atau yang biasa disebut primordialisme.
v Munculnya etnosentrisme, anggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan lain.

E.   Efek Positif Akulturasi

Proses akulturasi pada masyarakat juga memberikan pengaruh yang bersifat positif, diantaranya sebagai berikut :


1.      Terjadi perubahan kebudayaan kearah yang lebih maju, dimana budaya masyarakat dapat mengikuti perkembangan teknologi.
2.      Pembauran kebudayaan, terciptanya kebudayaan baru yang lebih maju.
3.      Modernisasi, dan
4.      Memperkaya keberagaman budaya.

F.   Efek Negative Akulturasi

Proses akulturasi yang terjadi pada masyrakat Indonesia tidak selalu berjalan baik, seiring dengan perkembangan kebudayaan terdapat berbagai dampak-dampak yang disebabkan dengan adanya perpaduan kebudayaan tersebut, diantaranya sebagai berikut :

1.      Kegoncangan Budaya (culture shock), terjadi jika seseorang dihadapkan pada budaya baru muncul sebagai akibat warga masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi, sebagai akibat adanya perbedaan yang tajam antara cita-cita dengan kenyataan.
2.      Penetrasi Budaya, dimana adanya pengaruh suatu kebudayaan pendatang terhadap kebudayaan asli.
3.      Kesenjangan Budaya (culture lag), fenomena masyarakat umum karena kecenderungan budaya material berkembang dan berubah dengan cepat sementara non-materi budaya cenderung untuk menolak perubahan dan tetap untuk jangka waktu tertentu.
4.      Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa, pergeseran budaya luhur masyarakat pribumi.



dari pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa akulturasi kebudayaan adalah pencampuran budaya tampa merubah kedua budaya tersebut dan ada pula contoh-contohnya  , sebagai berikut :

Ø Seni Bangunan

Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.

Ø Seni Berpakaian

Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaanArab.

Ø Seni Tarian

Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal menyebabkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan gambang kromong.
Ø Adat Kebiasaan

Tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya Tionghoa dengan Islam. Memberi dengan ketulusan hati merupakan bagian luhur dari menjalankan kewajiban sebagai manusia. Dan lebih indah lagi jika segala kebajikan dilakukan di hari raya. Menjalankan tradisi tentu merupakan bagian dari kebajikan. Tradisi yang diwariskan leluhur sejatinya tetap dilaksanakan karena mengandung nilai-nilai moral yang bertujuan baik. Salah satu tradisi Lebaran yang tak kalah populer adalah berbagi rezeki.


Argument

Pendapat saya tentang pencampuran budaya sebenarnya beragam tapi saya akan membicarakan secara ringkas, akulturasi budaya di dunia ini sebenarnya harus ada dan dibutuhkan karena suatu budaya tidak hanya menetap pada budaya itu saja tampa mengetahui perkembangan zaman , jika mereka tetap menetap , mereka tak akan mengetahui dan berbaur dengan budaya luar, tapi ada pula efek negatifnya suatu budaya jika sudah dilakukan suatu pencampuran dan terjadi suatu dominasi budaya, budaya minoritas akan tersingkirkan dan lama kelamaan menghilang , oleh karenanya kita sebagai pemilik budayabudaya itu harus bisa melestarikan dan mempertahankan budaya yang kita miliki agar kita tak terpengaruhi budaya lain serta harus merubah pola budaya mengikuti arus zaman tmpa mengubah budaya lamanya .


sumber
http://abdulghofursparatise.blogspot.com/2012/10/akulturasi.html
http://www.anneahira.com/akulturasi-kebudayaan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://abccontoh2alkulturasi.blogspot.com/

Jumat, 11 Oktober 2013

Peran Keluarga Dalam Pembentukan Individu dalam Peranan Sebagai Anggota Masyarakat

A. Pengertian Keluarga


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

B. Peran Keluarga Dalam Pembentukan Pribadi Anak


Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga baik budaya, mazhab, ekonomi bahkan jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan pemikiran anak khususnya ayah dan ibu.


Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak.

Islam menawarkan metode-metode yang banyak di bawah rubrik aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak serta fikih sebagai dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak. Dan awal mula pelaksanaannya bisa dilakukan dalam keluarga. Sekaitan dengan pendidikan, Islam menyuguhkan aturan-aturan di antaranya pada masa pra kelahiran yang mencakup cara memilih pasangan hidup dan adab berhubungan seks sampai masa pasca kelahiran yang mencakup pembacaan azan dan iqamat pada telinga bayi yang baru lahir, tahnik (meletakkan buah kurma pada langit-langit bayi, mendoakan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi, aqiqah (menyembelih kambing dan dibagikan kepada fakir miskin), khitan dan mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga emas atau perak yang ditimbang dengan berat rambut. Pelaksanaan amalan-amalan ini sangat berpengaruh pada jiwa anak.

Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.

Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.

Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh.

Faktor-faktor (genetik dan lingkungan) secara terpisah atau dengan sendirinya tidak bisa menentukan pendidikan tanpa adanya yang lainnya, akan tetapi masing-masing saling memiliki andil dalam menentukan pendidikan dan kepribadian seseorang sehingga jika salah satunya tidak banyak dipergunakan maka yang lainnya harus dipertekankan lebih keras.

Konteks kepribadian yang sudah didefinisikan pada pembahasan di atas tidak ada kaitannya dengan kepribadian baik atau buruk, akan tetapi dalam tulisan ini penulis berusaha mengkaji kepribadian yang baik dan positif dalam bingkai peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak. Kedua orang tua memiliki tugas di hadapan anaknya di mana mereka harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya. Anak pada awal masa kehidupannya memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya.

Dengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka maka orang tua akan menghasilkan anak yang riang dan gembira. Untuk mewujudkan kepribadian pada anak, konsekuensinya kedua orang tua harus memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, begitu juga kedua orang tua harus memiliki pengetahuan berkaitan dengan masalah psikologi dan tahapan perubahan dan pertumbuhan manusia.

Keluarga juga dipandang sebagai institusi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Apabila mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan individu, maka keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.


Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosiopsikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self actualization).

Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga.Secara psikososiologis keluarga berfungsi sebagai :

(1) pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya,
(2) sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis,
(3) sumber kasih sayang dan penerimaan,
(4) model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang bak,
(5) pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat,
(6) pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan,
(7) pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri,
(8) stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat,
(9) pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan
(10) sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah.

Hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respek dan keinginan untuk menumbuh kembangkan anaka yang dicintainya. Keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication dapat mengembangkan masalah-masalah kesehatan mental (mental illness) bagi anak.


C. BAGAIMANA PERANAN KELUARGA DALAM SOSIALISASI

Dalam suatu masyarakat yang diatur dengan mekanise dan norma-norma gesellschaft, keluarga memiliki tanggung jawab yang besar dalam fungsinya untuk menanamkan dasar dasar sosialisasi ke lembaga-lembaga sekunder.

Semua ahli sosiologi mengetahui bahwa mekanisme kunci dari proses sosialisasi di dalam semua kebudayaan masyarakat adalah keluarga. Dari keluarga, hal-hal yang berhubungan dengan transformasi anak untuk menjadi anggota masyarakat dilakukan melalui hubungan perkawinan. Di dalam keluarga terjadi sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama. Keluarga merupakan kelompok primer yang ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih dan hubungan intim penuh kasih sayang. Dalam keluaraga, anak memenuhi sifat-sifat kemanusiaannya dan berkembang dari insting-insting biogenetik yang primitif untuk belajar terhadap respon-respon sosial. Di dalam keluarga anak belajar dan melakukan interaksi sosial yang pertama serta mulai mengenal prilaku-prilaku yang dilakukan oleh orang lain. Dengan perkataan lain, pengenalan tentang budaya-budaya masyarakat dimulai dari keluarga. Disini anak juga belajar tentang keunikan pribadi seorang, dan sifat-sifat kelompok sosial disekitarnya. Hampir disemua masyarakat keluarga dikenal sebagai unit sosial dimana anak mulai memperoleh pengalaman-pengalaman hidupnya.

Keluarga keluarga merupakan arena dimana anak mulai mengenal procreasi dan creasi secara syah dan dibenarkan. Didalam suatu masyarakat, keluarga inti menjalankan fungsi yang sebenarnya dari masyarakat, sementara pada masyarakat lain, pola-pola kekerabatan memegang fungsi utama dalam membudayakan generasi muda. Dalam kasus lain, keluarga adalah sebagai perantara antara budaya lokal dan unit sosial, dimana nilai-nilai budaya mulai ditanamkan dari generasi tua ke generasi muda.

Keluarga juga menjalankan fungsi fungsi politik. Keluarga membantu mengembangkan kemampuan-kemampuan dan ketrampilan-ketrampilan untuk hidup berkelompok. Di dalam keluarga anak mengenal proses pengambilan keputusan, kepatuhan terhadap penguasa dan ketaatan untuk menjalankan aturan-aturan yang berlaku. Karena didalam keluarga sebagai unit terkecil, terjadi fungsi-fungsi pengambilan keputusan maka keluarga merupakan sistem politik pada tingkat mikro. Di dalam keluarga, anak pertama kali belajar mengenal pola-pola kekuasaan, bagaimana kekuasaan terbagi serta jaringan-jaringan hubungan kekuasaan berlangsung. Disini anak mulai mengenal mengapa orang tua memiliki power yang lebih tinggi dibandingkan saudara-saudaranya yang lebih tua, serta bagaimana pembagian kekuasaan antara lelaki dan perempuan. , antara yang muda dan yang tua, antara ayah dan ibu, antara anak dan orang tua. Sifat-sifat kepatuhan anak dalam keluarga akan dibawa dalam kepatuhan di sekolah dan di masyarakat. Demikian juga sifat-sifat suka memberontak, kebiasaan melawan dan tidak disiplin didalam keluarga, juga akan mempengaruhi dalam kehidupan di sekolah dan di masyarakat.

Disamping keluarga memiliki fungsi politik, keluarga juga memiliki fungsi ekonomi, yaitu fungsi-fungsi yang berhubungan dengan proses-proses memproduksi dan mengkonsumsi tentang barang-barang dan jasa. Didalam siklus hubungan intim didalam keluarga, anak-anak belajar mengenal sikap-sikap dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk memainkan peranan dalam kegiatan produksi, konsumsi, barang, dan jasa. Setiap keluarga mengadopsi pembagian tugas merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh keluarga. Didalam keluarga juga ditemukan tentang nilai-nilai kerja, penghargaan tentang kerja dan hubungan antara kerja dan imbalan-imbalan yang dianggap layak.

Peranan keluarga bukan saja berupa peranan-peranan yang bersifat intern antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu dengan anak ang lain. Keluarga juga merupakan medium untuk menghubungkan kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat, dengan kelompok-kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial seperti lembaga agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas.
Setelah anak memiliki pergaulan dan pengalaman-pengalaman yang luas didalam kehidupan masyarakatnya, sering pengaruh orang-orang dewasa disekitarnya lebih mempengaruhi dan membentuk prilakunya dibandingkan pengaruh dari keluarga. Dalam situasi semacam itu tidak jarang akan terjadi konflik didalam diri anak, pola prilaku manakah yang kemudian diadopsi untuk dijadikan pola panutan.


argument

Keluarga adalah bagian yang tak akan dipisahkan dari setiap insan manusia oleh karena itu harus dipastikan baik dan benarnya perilaku dari orang tua dalam pembentukan pribadi anak-anak yang mereka miliki jika tidak anak akan mengalami hal yang buruk dan berperilaku menyimpang dari anak-anak lain,  dalam memberi pendidikan dari rumah tentang tata karma dan cara berbicara itu sudah mempengaruhi pola piker anak serta mendekatkannya kepada agama. Pada kenyataan anak-anak zaman sekarang banyak yang bertindak buruk seperti berkata kasar, melakukan perbuatan yang tidak-tidak. Oleh karenanya orang tua harus bias mengatur tata cara pergaulan anak itu tmpa membebaninya agar anak bisa luwes dalam pergaulannya , berikan kata-kata baik kepadanya jika ia memiliki teman-teman yang tidak baik usahakan ajarkan dia bagaimana bersikap yang baik, bukannya dia yang terpengaruh buatlah temannya terpengaruh dirinya .


Mario Teguh
Keluarga adalah keluarga. 

Kita tertawa, salah mengerti, bertengkar, saling mau benarnya sendiri, terkadang saling mendiamkan, rukun lagi, tertawa lagi, lalu tersinggung lagi, lalu saling menuduh, lalu menangis, lalu sedih, lalu rukun lagi, lalu tertawa lagi, dan begitu, dan seperti itu, dan seterusnya ...


Tapi itulah keluarga.
Tanpanya, kita bukan apa-apa.Marilah kita syukuri keluarga kita.Cobalah bayangkan orang yang hidup tanpa keluarga.Syukurilah keluarga.

Mario Teguh - Loving you all as always

Sumber :

http://devilhacker-angga.blogspot.com/2010/11/peran-keluarga-dalam-pembentukan.html

http://pernikmagazine.wordpress.com/2008/07/15/bagaimana-peranan-keluarga-dalam-sosialisasi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga





Rabu, 02 Oktober 2013

Unsur-Unsur Budaya

DEFINISI BUDAYA

Budaya adalah cara hidup yang berkembang di suatu kelompok yang diturunkan dari generasi ke generasi . Budaya cenderung terbentuk dari sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karya seni. Bahasa, budaya juga tak akan bisa dipisahkan dari kehidupan masing-masing manusia , karena menurut mereka budaya itu sudah terlahir secara genetis tapi padahal budaya juga dapat dipelajari ketika antar budaya berbeda saling berinteraksi satu sama lain.

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan menurut para ahli :
-Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
-Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
-Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
-Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Unsur-Unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
  -alat-alat teknologi
  -sistem ekonomi
  -keluarga
  -kekuasaan politik
2.     Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
  -
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
  -
  organisasi ekonomi
  -alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
  -organisasi kekuatan (politik)

7 UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan secara garis besar di definisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar . terdapat 7 unsur budaya diantaranya :
-Unsur Peralatan dan Perlengkapan hidup seperti rumah, kendaraan, barang elektronik
-Unsur Mata Pencaharian/Sistem Ekonomi seperti nelayan, petani, guru
-Unsur Sistem Kemasyarakatan, seperti politik ,hokum danlainlain
-Unsur Bahasa Baik Lisan Maupun Tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi
-Unsur Seni, seperti seni tari, seni musik
-Unsur Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, mencakup seperti computer, pertambangan
-Unsur Agama dan kepercayaan

Unsur-Unsur Kebudayaan Indonesia

Unsur-unsur peradaban masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan menurut G.Coedes antara lain sebagai berikut :
1. memelihara ternak
setelah zaman nomanden masyarakat Indonesia sudah memulai dengan kegiatan beternak dan bertani, seperti beternak ayam kampong, sapi dll
2. pengetahuan pelayaran
sejak zaman sebelum adanya kerajaan-kerajaan Indonesia, Indonesia sudah mampu berlayar untuk menangkap ikan dan berdagang menjual rempah-rempah .
3.teknik perundagiaan
Indonesia sebelum mengenal tulisan sudah mengenal teknik perundagian
4.sistem kekerabatan matrilineal|
matrilinieal yaitu sistemkekerabatan dengan garis ibu
5.kepercayaan animisme,monoisme, dan pemujaan roh halus
ketika saat itu masih percaya dengan hal tersebut karena dianggap sakral
6. organisasi pembagian kerja
memulai pembagian kerja dalam mencapai sesuatu
7. teknik pembuatan barang dari tanah
pada saat itu rakyat Indonesia sudah memulai dalam pembuatan barang-barang untuk kebutuhan hidup dan suvenir
8. kepercayaan pada penguasa gunung
kepercayaan ini sudah ada sejak zaman dulu karena mereka menganggap gunung itu sakral
9. pemakaman (dolmen,kubur batu)
sudah banyak di temukan kubur batu yang diteliti sudah lebih dari beribu-ribu tahun
10. mitologi pertentangan dua unsur kosmos.

Menurut Dr. Brandes sebelum menjelang adanya pengaruh Hindu Budha di Indonesia terdapat 10 unsur kebudayaan , diantaranya :
·bercocok tanam padi
·mengenal pertunjukan wayang
- mengenal seni gamelan
· pandai membatik
· susunan masyarakat macapat (lapangan,alun-alun,istana,bangunan pemujaan, pasar dan rumah tahanan.
·  mengenal alat tukar perdagangan
·  membuat barang-barang
·  membuat barang-barang logam
· sebagai bangsa bahari
· pengetahuan astronomi
·  susunan masyarakat yang teratur.

Argument :

rakyat Indonesia kali ini sudah banyak melupakan unsur-unsur budaya negaranya sendiri dengan memilih budaya luar. Ini di sebabkan perubahan arus zaman dan globalisasi yang merubah masa lalu dengan pola pikir modern yang lebih trend an bermode . banyak pemuda dan anakanak yang lebih memilih menonton konser band ketimbang menyaksikan pagelaran wayang yang dinggap sudah kuno , dalam pikiran kita itu pasti sangat miris sekali , oleh karenanya pendapat saya adalah karena zaman akan terus berganti terus menerus budayabudaya modern akan terus berkembang kita harus bisa mengikuti arus zaman dengan mengubah sedikit budaya kita yang tampa mengubah budaya aslinya agar anak cucu kita paham dan ssadar akan budaya yang kita miliki, saya sebagai pemuda malu akan diri sendiri dan budaya yang banyak ditinggalkan oleh anak bangsa kita , ketika suatu budaya diklaim dilestarikan oleh Negara lain bangsa kita marah akan yang dilakukan Negara tersebut sedangkan kita tidak mau melestarikannya  , padahal bnyak Negara yang mempelajari budaya kita yang dianggap unik oleh Negara lain, sebagai contoh gamelan yang asli Indonesia sudah banyak dipentaskan oleh orang luar dan terkadang juga menjadi bahan materi perkuliahannya adapun universitas yang mempelajarinya  seperti Pittsburg university, cornell university, Wesleyan university ,Lawrence university dan banyak lagi mereka mempelajari budaya kita karena dianggap unik tidak menganggap budaya modern lebih baik tapi banyak budaya yang patut dilestarikan.  Ketika warga luar mempelajari budaya kita , kita hanya selalu menganggap budaya luar lebih keren, lebih bagus, lebih modis dari pada budaya kita sendiri.  Oleh karenanya pemerintah maupun rakyat harus selalu ingat dengan budaya kita dengan mengadakan berbagai kegiatan kebudayaan, melestarikan kebudayaan yang ada , serta memunculkan kembali budaya yang hilang . mungkin setiap sekolah dan universitas harus membuat kegiatan tentang kebudayaan Negara kita dan mungkin setiap bulan diadakan acara kebudayaan Negara . karena jika kita tidak melakukannya anak cucu kita tak akan pernah tau kalau Negara kita memiliki sebuah budaya dan sebelum Negara lain mengkalim hal tersebut serta membuat budaya itu menjadi budaya Negara lain. Jika kita tidak melakukannya siapa lagi? Jika kita tidak langsung bertindak , kapan lagi?
Saya berargumen atas dasar pola pikir saya akan kebudayaan Negara ini , saya yakin jika Indonesia mampu selalu mengingat budayanya beberapa tahun kedepan , kita akan menjadi Negara yang maju da sebagai Negara panutan bangsa lain yang bukan menjadi sebagai penganut bangsa lain.