Akulturasi Budaya
A. Pengertian
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri
Akulturasi kebudayaan merupakan perpaduan dua kebudayaan atau lebih akibat dari interaksi yang terjadi antara kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu, dengan kelompok masyarakat lain sehingga terjadi pola kebudayaan original, namu tidak terjadi kehilangan kebudayaan dari kedua budaya tersebut.
B. Proses Terjadinya Akulturasi
Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan lain yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan lain tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan manusia telah terjadi dalam masa-masa yang silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan , pemerintahan, dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur kebudayaan saling bercampur dan menyusup. Selain itu proses migrasi juga dapat memberikan peran dalam mendukung terjadinya akulturasi. Beberpa masalah yang menyangkut proses akulturasi adalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah
yang mudah diterima?
2. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah
yang sulit diterima?
3. Individu-individu manakah yang cepat
menerima kebudayaan baru?
4. Ketegangan-ketegangan apakah yang timnul
akibat akulturasi?
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka perlu kita kaji lebih jauh, agar kita dapat mengetahui lebih jelas mengenai hal itu dan dapat menemukan solusinya.
1. Pada umumya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima pada masyarakat Indonesia, diantaranya :
v Unsur kebudayaan material (benda), seperti alat dan peralatan
hidup yang mudah dipakai dan dirasakan manfaatnya.
v Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya
radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat media
massa.
v Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin pertanian yang
cocok untuk masyarakat Indonesia yang agraris.
2. Selain itu adapun unsur-unsur kebudayaan yang
sulit diterima oleh suatu masyarakat, biasanya mengenai hal-hal berikut :
v Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan seperti
ideologi, falsafah hidup, dan sebagainya.
v Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi,
yaitu sosialisasi yang terjadi pada keluarga.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai
individu-individu yang cepat menerima kebudayaan asing yang masuk melalui
proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua dianggap orang-orang kolot yang sulit
menerima kebudayaan baru. Hal ini disebabkan karena norma-norma tradisiolnal
pada orang tua sudah mendarah daging dan menjiwai (internalized). Sedangkan
pada generasi muda unsur-unsur atau norma-norma tradisional belum mantap dalam
jiwanya, sehingga lebih menerima unsur-unsur budaya baru yang mungkin dapat
mengubah kehidupan mereka.
4. Proses akulturasi dalam masyarakat tidak selalu
berjalan lancar, seimbang dan memberikan manfaat yang positif. Disisi lain
pasti selalu ada kelompok yang suksr sekali atau bahkan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan
dalam golongan masyarakat tersebut dianggap sebagai keadaan krisis yang
membahayakan keutuhan masyarakat.
C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Proses
Akulturasi
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya akulturasi pada masuyarakat Indonesia, diantaranya sebagai berikut :
v Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang
cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah
perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
v Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut
dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima
unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya akulturasi pada
masyarakat Indonesia, diantaranya sebagai berikut :
v Vested Interested, yaitu adanya kepentingan daerah yang bersifst khusus.
v Tingginya sifat kedaerahan atau yang biasa disebut primordialisme.
v Munculnya
etnosentrisme, anggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan lain.
E. Efek Positif Akulturasi
E. Efek Positif Akulturasi
Proses akulturasi pada masyarakat juga memberikan pengaruh yang bersifat positif, diantaranya sebagai berikut :
1. Terjadi perubahan kebudayaan kearah yang lebih maju, dimana budaya masyarakat dapat mengikuti perkembangan teknologi.
2. Pembauran kebudayaan, terciptanya
kebudayaan baru yang lebih maju.
3. Modernisasi, dan
4. Memperkaya
keberagaman budaya.
F. Efek Negative Akulturasi
Proses akulturasi yang terjadi pada masyrakat Indonesia tidak selalu berjalan baik, seiring dengan perkembangan kebudayaan terdapat berbagai dampak-dampak yang disebabkan dengan adanya perpaduan kebudayaan tersebut, diantaranya sebagai berikut :
1. Kegoncangan Budaya (culture shock), terjadi jika seseorang dihadapkan pada budaya baru muncul sebagai akibat warga masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi, sebagai akibat adanya perbedaan yang tajam antara cita-cita dengan kenyataan.
2. Penetrasi Budaya, dimana adanya
pengaruh suatu kebudayaan pendatang terhadap kebudayaan asli.
3. Kesenjangan Budaya (culture lag),
fenomena masyarakat umum karena kecenderungan budaya material berkembang dan
berubah dengan cepat sementara non-materi budaya cenderung untuk menolak
perubahan dan tetap untuk jangka waktu tertentu.
4. Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa,
pergeseran budaya luhur masyarakat pribumi.
dari pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa akulturasi kebudayaan adalah pencampuran budaya tampa merubah kedua budaya tersebut dan ada pula contoh-contohnya , sebagai berikut :
Ø Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Ø Seni Berpakaian
Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaanArab.
Ø Seni Tarian
Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal menyebabkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan gambang kromong.
Ø Adat
Kebiasaan
Tradisi
membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi
budaya Tionghoa dengan Islam. Memberi dengan ketulusan hati merupakan bagian
luhur dari menjalankan kewajiban sebagai manusia. Dan lebih indah lagi jika
segala kebajikan dilakukan di hari raya. Menjalankan tradisi tentu merupakan
bagian dari kebajikan. Tradisi yang diwariskan leluhur sejatinya tetap
dilaksanakan karena mengandung nilai-nilai moral yang bertujuan baik. Salah
satu tradisi Lebaran yang tak kalah populer adalah berbagi rezeki.
Argument
Pendapat saya tentang pencampuran budaya sebenarnya beragam tapi saya akan membicarakan secara ringkas, akulturasi budaya di dunia ini sebenarnya harus ada dan dibutuhkan karena suatu budaya tidak hanya menetap pada budaya itu saja tampa mengetahui perkembangan zaman , jika mereka tetap menetap , mereka tak akan mengetahui dan berbaur dengan budaya luar, tapi ada pula efek negatifnya suatu budaya jika sudah dilakukan suatu pencampuran dan terjadi suatu dominasi budaya, budaya minoritas akan tersingkirkan dan lama kelamaan menghilang , oleh karenanya kita sebagai pemilik budayabudaya itu harus bisa melestarikan dan mempertahankan budaya yang kita miliki agar kita tak terpengaruhi budaya lain serta harus merubah pola budaya mengikuti arus zaman tmpa mengubah budaya lamanya .
sumber
http://abdulghofursparatise.blogspot.com/2012/10/akulturasi.html
http://www.anneahira.com/akulturasi-kebudayaan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://abccontoh2alkulturasi.blogspot.com/
Argument
Pendapat saya tentang pencampuran budaya sebenarnya beragam tapi saya akan membicarakan secara ringkas, akulturasi budaya di dunia ini sebenarnya harus ada dan dibutuhkan karena suatu budaya tidak hanya menetap pada budaya itu saja tampa mengetahui perkembangan zaman , jika mereka tetap menetap , mereka tak akan mengetahui dan berbaur dengan budaya luar, tapi ada pula efek negatifnya suatu budaya jika sudah dilakukan suatu pencampuran dan terjadi suatu dominasi budaya, budaya minoritas akan tersingkirkan dan lama kelamaan menghilang , oleh karenanya kita sebagai pemilik budayabudaya itu harus bisa melestarikan dan mempertahankan budaya yang kita miliki agar kita tak terpengaruhi budaya lain serta harus merubah pola budaya mengikuti arus zaman tmpa mengubah budaya lamanya .
sumber
http://abdulghofursparatise.blogspot.com/2012/10/akulturasi.html
http://www.anneahira.com/akulturasi-kebudayaan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://abccontoh2alkulturasi.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar