Label

Kamis, 24 Oktober 2013

Rangkuman tugas

Unsur-Unsur Budaya

Budaya adalah cara hidup yang berkembang di suatu kelompok yang diturunkan dari generasi ke generasi.  Budaya cenderung terbentuk dari sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa.  Ada pula ahli-ahli berpendapat tentang budaya tersebut seperto halnya . Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Adapula Unsur-unsur budaya itu meliputi 7 unsur budaya diantaranya Unsur Peralatan dan Perlengkapan hidup, Unsur Mata Pencaharian/Sistem Ekonomi ,Unsur Sistem Kemasyarakatan, Unsur Bahasa Baik Lisan Maupun Tulisan , Unsur Seni, Unsur Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Unsur Agama dan kepercayaan .

Menurut Profesor G. Coedes Indonesia juga memiliki Unsur-Unsur kebudayaan sebelum mengenal tulisan seperti  memelihara ternak, pengetahuan pelayaran, teknik perundagiaan, sistem kekerabatan matrilineal, kepercayaan animisme,monoisme, dan pemujaan roh halus, organisasi pembagian kerja, teknik pembuatan barang dari tanah, kepercayaan pada penguasa gunung, pemakaman (dolmen,kubur batu), mitologi pertentangan dua unsur kosmos.

Peranan Keluarga dalam pembentukan karakter anak

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan pemikiran anak khususnya ayah dan ibu.

Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosiopsikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self actualization).

Keluarga keluarga merupakan arena dimana anak mulai mengenal procreasi dan creasi secara syah dan dibenarkan. Didalam suatu masyarakat, keluarga inti menjalankan fungsi yang sebenarnya dari masyarakat, sementara pada masyarakat lain, pola-pola kekerabatan memegang fungsi utama dalam membudayakan generasi muda. Dalam kasus lain, keluarga adalah sebagai perantara antara budaya lokal dan unit sosial, dimana nilai-nilai budaya mulai ditanamkan dari generasi tua ke generasi muda.
Peranan keluarga bukan saja berupa peranan-peranan yang bersifat intern antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu dengan anak ang lain. Keluarga juga merupakan medium untuk menghubungkan kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat, dengan kelompok-kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial seperti lembaga agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas.
Setelah anak memiliki pergaulan dan pengalaman-pengalaman yang luas didalam kehidupan masyarakatnya, sering pengaruh orang-orang dewasa disekitarnya lebih mempengaruhi dan membentuk prilakunya dibandingkan pengaruh dari keluarga. Dalam situasi semacam itu tidak jarang akan terjadi konflik didalam diri anak, pola prilaku manakah yang kemudian diadopsi untuk dijadikan pola panutan.

Akulturasi Budaya

Akulturasi kebudayaan merupakan perpaduan dua kebudayaan atau lebih akibat dari interaksi yang terjadi antara kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu, dengan kelompok masyarakat lain sehingga terjadi pola kebudayaan original, namu tidak terjadi kehilangan kebudayaan dari kedua budaya tersebut.

Proses terjadi
Akulturasi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan lain yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan lain tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Akulturasi memiliki efek positif dan negatifnya, efek positifnya diantaranya Terjadi perubahan kebudayaan kearah yang lebih maju, dimana budaya masyarakat dapat mengikuti perkembangan teknologi, Pembauran kebudayaan, terciptanya kebudayaan baru yang lebih maju, Modernisasi, dan Memperkaya keberagaman budaya. Efek negatifnya diantaranya Kegoncangan Budaya (culture shock), Penetrasi Budaya, Kesenjangan Budaya (culture lag, Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa, pergeseran budaya luhur masyarakat pribumi.

dari keterengan-keterangan diatas adapula contoh-contoh akulturasi di Indonesia dari berbagai aspek seperti 1.
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha, 2. Pakaian betawie yang digunakan pengantin pria dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita  adanya pengaruh kebudayaan Cina 3. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan gambang kromong.4. Tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya Tionghoa dengan Islam






Tidak ada komentar:

Posting Komentar