Kali ini Saya akan membagi tentang Tips membangun Rumah
Islami yang bersumber dari studio-nol-centimeter.blogspot.com
So jadi menurut penulis di Studio-nol-centimeter.blogspot.com :
Suatu hari seorang klien dari Jakarta menghubungi kami lewat
email. Beliau seorang karyawan swasta yang memiliki hajat ingin merenovasi
rumahnya. Special offer dari beliau yang menurut kami unik adalah, beliau
meminta dirancangkan sebuah rumah yang berkonsep Islami, disamping permintaan
lainnya berupa rumah bergaya natural dan berkonsep rumah tumbuh, karena
kebetulan dana yang dimiliki memang terbatas. Kebutuhan ruang yang dibutuhkan
tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah tinggal lainnya. Yaitu, 2 buah kamar
tidur, 1 kamar tidur utama dilengkapi dengan kamar mandi utama, ruang tamu,
ruang keluarga, dapur dan ruang makan, gudang, dua buah kamar mandi, dan taman.
Melihat special offer seperti ini, kami menjadi begitu bersemangat. Karena
jarang-jarang kami mendapat klien yang memiliki minat yang spesifik seperti
ini. Terlebih lagi, dana yang dimiliki terbatas, sehingga kami semakin
tertantang bagaimana mencipatakan desain rumah yang murah, namun tetap terlihat
bagus dan menawan.
Konsep Rumah Islami:
Hijab, Taman dalam, dan Mushola
Ide pertama yang muncul dari benak kami ketika kami berusaha
untuk menerjemahkan konsep rumah Islami adalah, pemisahan antara ruang publik
dan privat yang tegas. Di dalam Islam sendiri ada yang dinamakan konsep hijab
dimana orang yang bukan muhrim dilarang untuk saling bersentuhan atau
berkomunikasi secara “langsung”. Untuk itu, pembatas-pembatas ruangan dan
pembagian ruangannya harus tegas antara ruang-ruang yang bersifat publik
(seperti ruang tamu, teras) dan bersifat privat (seperti kamar tidur, ruang
keluarga, ruang makan, kamar mandi) haruslah jelas dan tegas.
Ruang publik yakni
teras dan ruang tamu. Tamu yang kurang akrab dan tidak memiliki kepentingan
yang berarti sebaiknya diterima di teras saja. Untuk itu luasan bagi teras
sebaiknya cukup besar.
Lalu, ide kedua yang terletup adalah penempatan kamar mandi.
Mengapa demikian? Karena, kalau misalnya ada seorang atau beberapa orang tamu
yang kurang akrab atau tidak berhubungan kerabat dekat datang ke rumah dan
ingin buang air, apa yang akan terjadi? Kalau kebetulan kamar mandi yang kita
miliki hanya satu buah dan letaknya jauh ke dalam bagian rumah dekat ruang
makan atau bahkan area jemuran, apa yang akan terjadi? “Rahasia-rahasia” yang
kita miliki misalnya pakaian dalam yang sedang dijemur, atau dapur yang sedang
berantakan, akan terlihat oleh tamu yang tidak akrab itu tadi. Untuk itu, ide
kedua ini terfokus pada penempatan kamar mandi yang diletakkan dekat dengan
ruang tamu sehingga tamu yang datang akan dengan mudah mengaksesnya kalau-kalau
suatu saat ingin buang air. Area kamar mandi tersebut sekaligus merupakan area
foyer/ perantara yang menghubungkan antara ruang tamu yang bersifat publik
dengan ruang makan yang bersifat privat dengan gorden kain sebagai penyekatnya.
Luasan foyer ini tidak terlalu besar, untuk
itu diperlukan treatment yang menarik agar ruangan kecil itu tetap bersifat
unik dan tidak terkesan sempit. Lantai pada area di-finish menggunakan
kerikil-kerikil putih sehingga terkesan natural, dan terdapat juga wastafel
mini yang menjadi penegas sekaligus pemanis bahwa ruangan di dekatnya adalah
kamar mandi yang dapat digunakan oleh tamu.
Penerjemahan konsep
rumah Islami selanjutnya adalah dengan menciptakan area terbuka yang cukup
banyak di dalam rumah. Area terbuka ini berupa taman depan, taman dalam, dan
taman belakang. Dengan begitu, cahaya dan udara alami akan dapat mengalir masuk
dengan mudah ke dalam rumah. Konsep Islam juga sebenarnya adalah bagaimana
menyatukan keharmonisan alam dengan lingkungan yang terbangun secara selaras.
Hal ini juga dapat kita lihat pada karya arsitektur-arsitektur Islam abad
pertengahan di Baghdad, Madinah, ataupun Andalusia, dimana taman dan air mancur
adalah elemen penting yang tidak dapat dilepaskan dari ciri arsitektur Islam.
Dengan cara ini juga sebenarnya kita sudah dapat melakukan hemat energi secara
sederhana, karena tidak menyalakan lampu dan tidak menyalakan pendingin ruangan
ketika siang hari. Taman dalam ini juga nantinya dapat digunakan sebagai ruang
ekstensi yang dapat digunakan ketika ada hajatan berlangsung, seperti pengajian
ataupun pesta kebun.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi sebuah
konsep rumah islami adalah keberadaan sebuah mushola. Mushola terletak di pusat
rumah dan berdekatan dengan area taman dalam. Ini mengandung filososfi bahwa
mushola dan taman menjadi sentral dari keberlangsungan kehidupan penghuni
rumah. Taman yang merupakan aliran sumber energi penting berupa cahaya dan
udara, bertemu dengan mushola yang merupakan sumber ilmu dan pengembangan
pendidikan keluarga. Di mushola, semua anggota keluarga dapat sholat berjamaah,
berdiskusi seusai sholat, atau membaca buku dan Al-Quran secara berjamaah.
Keberadaannya yang diletakkan dekat dengan area taman selain konsep filosofis
tadi, adalah agar ketika sedang beribadah, penghuni akan merasakan kesejukan
sehingga ibadah akan menjadi lebih terasa khusyuk.
Lalu bagaimana dengan
kaligrafi dan semacamnya? Terserah saja. Kaligrafi, lukisan abstrak, adalah
elemen dekorasi yang bebas yang bersifat pemanis. Kalau Anda merasa dengan
dipasangnya kaligrafi di dalam rumah, suasana Islami dan Surgawi akan semakin
terasa, mengapa tidak? Asalkan jangan memajang lukisan atau patung yang
berbentuk makhluk hidup, karena masih menjadi pedebatan antar Ulama. Kalau ingin
memajang patung, sebaiknya ambil jalur aman saja. Pajang saja patung yang
berbentuk abstrak atau patung yang berbentuk tumbuhan, pohon, tanaman, dan
semisalnya agar kita terhidnar dari syubhat.
Penerjemahan Konsep Rumah Tumbuh dan menciptakan kesan natural
Pada penerjemahan konsep rumah tumbuh yang diminta, kami
merancang ruangan utama terlebih dahulu secara kompak dalam ukuran standar
minimum dan sesuai kebutuhan ruang saja. Karena pembangunan nantinya akan
dibagi menjadi dua tahap. Perancangan difokuskan pada area lantai1 dan sebagian
lantai2. Lantai1 terdapat beberapa ruang utama seperti teras, ruang tamu, ruang
keluarga, dapur dan ruang makan, taman, dan kamar tidur utama. Sedangkan lantai
dua pada tahap pertama ini difokuskan pembangunannya pada kamar tidur anak,
ruang cuci jemur dan kamar mandi. Area sisa yang sudah terbangun dan di-dak
hanya difungsikan sebagai ruang bermain dan taman atap tempat merawat anggrek
atau pot-pot tanaman. Pada tahap kedua nanti, area taman tersebut dapat
dijadikan 3 buah kamar tidur tambahan dan ruang bermain dapat dijadikan ruang
keluarga yang lebih privat sifatnya.
Untuk menghemat dana,
material yang digunakan adalah bata yang diekspose. Namun agar tetap terlihat
cantik dan tidak kusam, bata tersebut disusun tegak lurus seperti dinding
anyaman bambu/ gedhek. sehingga kesannya cukup artistik dan tetap menarik.
Selain itu, dengan kombinasi semen ekspose dan beberapa bagian dinding yang
dicat dengan menggunakan
cat
warna ranye akan
menciptakan kesan natural semakin kentara.
Aksen oranye tadi
akan membuat sebuah penegasan dalam ruangan tersebut. Penggunaan material lainnya
adalah kayu dolken yang digunakan pada fasad/ tampak depan rumah ini. Dengan
begini, rumah akan semakin tampak natural, selain tentunya cukup murah dan
suatu saat kalau-kalau sudah ada dana untuk membangun rumah tahap kedua,
pembongkarannya tidak terlalu sulit. Kayu dolken juga digunakan di bagian
interior sebagai sekat mushola dan dapur. Kesan natural dan artistiknya
diharapkan akan semakin mencuat.
Demikian tips dari
kami, kali ini tentang rumah Islami, rumah tumbuh, dan menciptakan kesan natural.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi Anda yang akan membangun rumah. Kalau Anda
kesulitan, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi kami, atau arsitek kenalan
Anda. Salam!
Referensi dan Sumber :
http://studio-nol-centimeter.blogspot.com/2010/05/tips-merancang-rumah-islami.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar